Jumat, 17 Mei 2019

Apresiasi Puisi

Pengertian Apresiasi Puisi dan Unsur Intrinsik Ekstrinsik

Apresiasi Puisi adalah menilai, menikmati, menafsiran atas karya sastra (puisi). Untuk penjelasan masalah apresiasi puisi itu sangat banyak menurut para ahli. Intinya apresiasi itu ada unsur: Menyukai, menilai, menikmati, penghargaan, memahami. Adapun menurut para ahli sebagai berikut:Apresiasi adalah memahami, menikmati, dan menghargai atau menilai (Sumardjo, Jakob dan Saini. 1991:173) 
Apa yang dimaksud dengan puisi ? Puisi adalah salah satu jenis hasil karya sastra yang penyajiannya sangat mengutamakan kegayaan kata (E.Kosasih, 2001: 172)



Apa perbedaan antara unsur intrinsik dengan unsur ektrinsik? Unsur intrinsik adalah yang membentuk puisi dari dalam, yaitu tema, amanat, simbolis, musikalitas, diksi, dan gaya bahasa. Sedangkan unsur ektrinsik adalah unsur yang membentuk puisi dari luar, yaitu latar belakang penciptanya, status sosial, ekonomi, agama, budaya dsb.

A. Unsur intrinsik puisi, antara lain :
  1. Tema :Tema juga merupakan gagasan pokok yang diungkap dalam sebuah puisi. Tema puisi bisa berupa perjuangan, percintaan, lingkungan hidup dsb.
  2. Rasa atau perasaan: Rasa adalah ungkapan atau ekspresi penyair yang dituangkan ke dalam puisinya. Rasa atau perasaan yang ada pada puisi dapat berupa rasa indah, senang, bahagia, sedih.
  3. Nada adalah sikap atau keinginan penyair terhadap pembaca.
    Nada puisi bisa memberikan nasihat, menyindir, mengkritik, atau mengejek pembaca
  4. Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang pada pembaca.

B. Unsur ekstrinsik puisi terdiri dari: 
  1. Biografi penyair
  2. Zaman ketika puisi itu dibuat
  3. Kehebatan pembaca puisi
Jadi, untuk menilai keindahan suatu puisi dapat dilihat dari kepandaian pengarang memadukan unsur-unsur di atas.


C.    Rima atau persamaan bunyi dapat dibagi :
Berdasarkan bunyinya, rima dapat dibedakan :
  1. Rima sempurna, seluruh suku akhir bunyinya sama. Misalnya : hati –Jati , bulu – malu
  2. Rima asonansi, vokal dalam setiap suku kata sama. Misalnya: Kurang – bulan, benam – menang
  3. Aliterasi, persamaan pada bunyi konsonan pada awal kata. Misalnya Kuda kami kemari
  4. Disonansi, konsonan yang membentuk kata sama, sedangkan bunyi vokalnya bertentangan.Misalnya: Jinjing – junjung, bolak – balik.
  5. Rima mutlak, yaitu seluruh bunyi kata-kata sama. Misalnya:Lihatlah burung merpati itu >Kemana terbangnya setinggi itu
  6. Rima tak sempurna, yaitu hanya sebagia konkonan dan vokal pada suku akhir yang sama.

Berdasrkan letaknya dalam bait, rima dapat dibedakan :
1. Rima silang, a b a b
2. Rima berpeluk, a b b a
3. Rima Terus atau rima rangkai, a a a a
4. Rima pasangan, a a b b
5. Rima putus, a a a b

0 komentar:

Posting Komentar